watashiwaeunike.wordpress.com |
Baru empat atau lima halaman
kubaca, kepala saya terasa berat sekali dan akhirnya terjatuh begitu saja di
kasur. Saya sungguh tak bisa sama sekali mengendalikannya. Mengendalikan kepala
saya yang terasa menggelembung dan mata saya yang menggelayut mau jatuh.
Rasanya saya sudah berusaha sekuat tenaga untuk membelalakkan mata dan
mendongakkan kepala. Tapi kampret betul! Saya sungguh tak bisa.
Saya tak tahu apakah ini
pengaruh buku yang tengah saya baca atau karena faktor lain. Misalnya saya
tidak tidur semalaman. Tapi saya yakin bahwa semalam saya tidur nyenyak sekali
tanpa mimpi (dan saya percaya bahwa tidur yang paling nyenyak adalah tidur
tanpa mimpi).
Buku yang tengah saya baca
adalah sebuah novel terbitan Moka Media. Novelnya Pop banget. Saya katakan
kepada beberapa kawan tentang alasan mengapa saya membaca buku itu (seringkali
saya membaca buku tanpa alasan apa-apa). Bahwa Moka Media ini kuratornya adalah
AS Laksana yang ribet dan rewel banget soal tulisan. Pantang bagi AS Laksana
berdamai dengan tulisan yang buruk. Paling tidak, itulah satu-satunya hal yang
saya pahami dari AS Laksana berdasar catatan-catatan brengseknya yang saya baca
tiap hari minggu di rubrik Ruang Putih koran Jawa Pos. Dan satu hal lagi, ada
nama orang Bojonegoro yang berada di balik Moka Media. Dia adalah Dedik
Priyanto. Saya dengan alasan yang goblok sekali, kadang-kadang merasa senang
dengan kenyataan itu.
Ya, begitulah. Saya akhirnya
tertidur setelah berjuang agar tak ambruk. Tidur pulas. Jam 2 baru bangun.
Padahal saya tak pernah atau jarang sekali tidur siang.
Saat tertidur, saya merasa
bahwa diri saya sedang tak tidur dan sedang membaca buku namun tak bisa
memahaminya. Perasaan ini betul-betul kuat. Perasaan bahwa saya tidak sedang
tidur. Entah mengapa tidur menjadi semacam dosa konyol yang seharusnya tak saya iyakan.
Seingat saya, saya memang
sering demikian. Seyakin saya, saya demikian bila sedang membaca karya
Murakami. Dan buku yang saya baca ini adalah berbau Murakami banget. Entah ada
apanya....
Bojonegoro,
05 September 2015
Posting Komentar