Oleh Mohamad Tohir
Perkawinan Orang – Orang Melarat,
Lima Cerita, lengkapnya begitu, adalah judul buku saya. Maaf, baru rencana. Rencana
buku. Judul sudah ada, sampul juga sudah ada, ISBN juga sudah. Tapi isinya
belum.
Entahlah, barangkali ini sebuah
hiburan bagi saya. Hiburan yang menyenangkan sambil menertawakan diri betapa
konyolnya saya. Mendaku sebagai penulis tapi tak memiliki buku. Buah! Apa coba
kalau bukan tulang kibul namanya, penipu, dst...
Saya beberapa kali melakukan
ini. Selain Perkawinan Orang – Orang Melarat, saya coba sebutkan; Tol (novel),
Sebuah Novel yang Belum Pernah Kau Baca (novel), Memori yang Tertinggal di
Kobuku (novel), Cerita Orang – Orang Tua (kumpulan features), dan satu lagi
yang tidak saya sebutkan di sini sebab hanya saya tulis untuk satu orang saja.
Hal itu saya lakukan tentu saja
bukan tiba – tiba. Ceritanya, pada pertengahan 2012 lalu saya ketemu dengan
Gola Gong, penulis yang nama sebenarnya entah siapa itu. Dia di Surabaya saat
itu, hadir dalam sebuah pertemuan pegiat TBM Jawa Timur. Setelah pertemuan, dia
mengisi sebuah kelas penulisan kreatif bersama anak – anak SMA Yayasan Siti
Khadijah. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir di tempat ini, puluhan
tahun silam.
Saya mengikuti kelas bersama
anak – anak sekolah, jadi kelihatan paling tua. Dan paling goblok. Bertemu
penulis memang begitu, ada letupan semangat yang meluap dalam dada. Keinginan
untuk menjadi penulis meluap – luap. Kehendak untuk menulis novel yang bagus
menguat. Di depan Gola Gong saya menyebutkan rancangan karya saya, judulnya
Tol. Tol adalah sebuah novel yang sederhana. Maaf, rencana. Maaf lagi, angan –
angan. Sebab sampai saat ini belum jadi.
Tol bercerita tentang kemacetan
perjalanan seorang lelaki beristri di sebuah jalan tol. Di dalam mobil si
lelaki terus-terusan teringat dengan istrinya. Biasanya tol itu patas. Tapi
tida untuk kali itu. Sebabnya karena ada kecelakaan yang kemudian diketahui
adalah istrinya sendiri. Kurang lebih begitu. Saya agak lupa. Novel itu sudah
saya buatkan rancangan sampulnya juga. Sebuah halaman berukuran A5 dengan
tulisan TOL di bagian tengah sebelah atas. Di tengah garis lurus tebal warna
putih. Di bawah nama saya.
Sementara Sebuah Novel yang Belum Pernah Kau Baca adalah novel yang saya
rencanakan selepas bertemu Seno Gumira Ajidarma. Saya datang sendirian bermotor
dari Bojonegoro ke Jombang. Seno sedang mengisi kelas penulisan di sebuah
universitas di Jombang. Saya hanya duduk di sana, menyimak Seno bicara ngalor
ngidul yang sudah pernah saya dengar. Dan bicaranya tidak menarik sama sekali,
seperti guru SD. Namun saya beruntung bisa minta tanda tangan pada bukunya
Trilogi Insiden. Setelah acara, saya menemuinya. Setelah membubuhkan tanda
tangan, dia menatap kedua mata saya. Hanya itu. Namun dalam perjalanan pulang,
dalam kepala saya muncul Sebuah Novel yang Belum Pernah Kau Baca, lengkap
sinopsis dan judulnya. Draft novel itu sudah jadi dan sempat saya cetak 1
eksemplar lalu saya hadiahkan untuk kawan saya yang menikah, bulan Maret 2015
lalu.
Demikian juga dengan Perkawinan Orang Orang Melarat.
Gagasannya sederhana. Saya ingin menghadiahi kawan – kawan terbaik saya dengan
sebuah buku cerita saat mereka menikah. Buku ini nantinya berisi 5 cerita. Ada
yang panjang dan ada yang pendek. Judul – judulnya juga sudah ada; Di Bawah Pohon Ketapang, Mahar Cinta 1000
Rupiah, Memori, Apa yang Kau Inginkan Saijah, dan Partai.
Saya selalu berdoa setiap habis
salat agar buku itu segera kelar. Tapi, kita sama - sama tahu, semua kawan baik saya telah kawin.
Klampok,
21 Februari 2017